Merancang Masa Depan Dengan Student Loan
Student loan atau pinjaman untuk siswa, sebetulnya bukan pola yang termasuk baru sebagai program service ongkos pinjaman untuk pengajaran. Dikutip dari situs sah Fakultas Ekonomi dan Usaha Kampus Airlangga, rencana pola student loan telah ada semenjak beberapa ratus tahun kemarin, persisnya pada 1840 di Harvard University, salah satunya perguruan tinggi elite di negara Amerika Serikat (AS).
Pada 1968, program pinjaman ini baru dengan cara resmi dijajakan ke beberapa siswa di AS di bawah Undang-Undang Pengajaran Pertahanan Nasional. Program pinjaman diberi untuk memberikan dukungan kompetisi AS dengan beberapa negara seperti Uni Soviet. Walau demikian, pinjaman cuman ditujukan terbatas. Yang menerima cuman pelajar sekolah menengah yang berprestasi di bagian matematika, sains, tehnik, dan bahasa asing, atau mereka yang ingin jadi guru.
Bersamaan perubahannya, bukan hanya Amerika Serikat yang mengaplikasikan pola student loan. Ada beberapa negara yang selanjutnya turut mengaplikasikan. Korea Selatan, Selandia Baru, Australia, India, Inggris, bahkan juga Indonesia, ada salah satunya.
Sebetulnya, program credit pengajaran telah berada di Indonesia semenjak 1980. Program credit saat itu lebih dikenali dengan KMI (Credit Mahasiswa Indonesia). Lantas, program ini alami ketidakberhasilan. Untuk mendapatkan ijazah, kreditur diisyaratkan harus bisa membayar credit pengajarannya. Pada realitanya, untuk mendapatkan tugas mahasiswa cuman membutuhkan foto copy ijazah yang sudah dilegalisir hingga tidak membutuhkan ijazah asli.
Gayung tidak bersambut. Banyak kreditur/mahasiswa justru tidak membayar angsuran credit pengajarannya.
Student loan sebagai salah satunya sisi dari program credit pengajaran di Indonesia kembali datang pascapidato Presiden Joko Widodo pada Maret 2018 kemarin. Waktu itu, Jokowi menyorot rendahnya angka alumnus SMA sederajat yang dapat meneruskan pengajarannya ke perguruan tinggi. Walau sebenarnya, menurut dia, kompetisi sekarang tidak kembali di cakupan Indonesia saja tapi telah tingkat internasional, seperti MEA.
Di lain sisi daya serap credit di Indonesia masih tetap termasuk rendah, dalam pidatonya Jokowi menyebutkan jika di sejumlah negara maju dan berkembang, program student loan sukses dikerjakan walau masih tetap ada masalah yang ditemui. Jokowi mengutarakan, kemauannya supaya perbankan di Indonesia berani melakukan credit pengajaran untuk perguruan tinggi.
Rintangan disongsong baik oleh perbankan nasional. Dalam selang waktu beberapa minggu, Bank Tabungan Negara (BTN) mengeluarkan credit pengajaran untuk mahasiswa mulai S1 sampai S3. Selanjutnya, diikuti Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mengeluarkan credit untuk mahasiswa S2 dan S3 dengan beberapa ketetapan.
Student Loan Dari Perbankan
Sekarang, ada banyak Bank di Indonesia yang tawarkan program student loan. Pinjaman ini dipandang lebih gampang disepakati karena terhitung pendanaan produktif. Dan, istilah yang kerap dikenali ialah seperti KTA, dengan bunga yang cukup rendah di antara 6-12% /tahun.
Ketetapan atau persyaratan khusus disepakatinya pinjaman ini oleh faksi bank bergantung dari perguruan tinggi tempat di mana mahasiswa kuliah. Antara credit itu ialah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Management BNI dalam info sah mengatakan, pola student loan di BNI dijajakan lewat produk Fleksi Pengajaran yang telah jalan sekian tahun lalu, persisnya pada 29 Maret 2018.
Pola loan pertama kalinya dikeluarkan BNI di salah satunya perguruan tinggi negeri yang berada di Jawa Timur, yaitu Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS). Selama ini, BNI sudah bekerja sama jalankan pola studen loan dengan 15 Kampus besar yang berada di Indonesia.
Berdasar catatan BNI, ketertarikan warga pada ada pola credit ongkos pengajaran ini termasuk lumayan tinggi dan alami peningkatan tiap tahunnya. Program ini bisa dipakai untuk S1, S2 dan S3, sejauh eligible dan bisa dipandang kelaikan sumber pengembaliannya. Apa lagi buat 15 kampus yang sudah bekerja bersama, BNI memberi keringanan.
Sepanjang nyaris empat tahun jalan, program lewat produk Fleksi Pengajaran ini lancar. Sampai sekarang tidak ada non performing loan (NPL) atau credit macet.
Bank ‘plat merah’ yang lain yang mengadakan program pinjaman tipe ini ialah Bank Berdikari. Sekarang, produk Credit Serbaguna Micro (KSM) dengan feature produk yang sesuaikan profile mahasiswa tengah diperkembangkan.
Corporate Secretary Bank Berdikari Rudi As Aturridha menerangkan, produk KSM pengajaran ini nanti sebagai credit tanpa jaminan yang dapat dijangkau oleh orangtua mahasiswa yang berpayroll di Bank Berdikari. Adapun profile mahasiswa yang diartikan bisa datang dari tingkatan S1, S2 dan S3. Produk ini gagasannya akan balik ditawarkan ke nasabah pada semester ke-2 kedepan.
“Ingat produk KSM ini tawarkan pola yang lain lewat produk KSM reguler, karena itu calon debitur KSM ini akan dipersyaratkan untuk mengantungi referensi dari Perguruan Tinggi berkaitan,” tutur Rudi ke team Validnews.
Rudi meneruskan, semenjak dikeluarkan, program student loan dari Bank Berdikari dahulu memiliki bentuk kerja sama dengan perguruan tingginya, terutamanya lewat mahasiswa yang ikuti program kontribusi pengajaran miskin berprestasi (Bidikmisi) di Kampus Gadjah Mada (UGM). Bunga credit pengajaran dari bank Berdikari ini juga termasuk cukuplah rendah, yakni 0,5% /bulan dengan tenor (periode waktu pembayaran) sepanjang sepuluh tahun.
Bank BRI sebagai salah satunya bank yang lumayan cepat memberi respon instruksi Presiden Joko Widodo. Bank ini mempersiapkan Briguna Flexi Pengajaran sebagai student loan. Dikutip dari situs BRI, Produk credit dana pengajaran ini diperuntukkan untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri atau swasta dengan bunga 0,65-0,72 /bulan. Perbedaannya dengan student loan yang berada di Amerika, program ini cuman memberi pendanaan untuk mahasiswa S1, S2 dan S3 yang telah mempunyai pendapatan rutin.
Dalam program Briguna Flexi Pengajaran, mahasiswa S1 dikasih periode waktu credit s/d lima tahun, mahasiswa S2 dikasih periode waktu pinjaman sampai enam tahun dan mahasiswa S3 optimal sepuluh tahun. Student loan BRI ini mempunyai kelebihan, yaitu ada keluasan waktu pembayaran.
Polanya yaitu membayar dasar pinjaman sesudah mahasiswa lulus sampai periode waktu pinjaman usai. Sementara sepanjang pengajaran berjalan, mahasiswa itu cukup bayar bunga jalan.
Sementara, plafon credit mahasiswa S1 ialah sama sesuai keperluan pengajaran atau optimal Rp50 juta, dan mahasiswa S2 dan S3 diberi plafon sama sesuai keperluan pengajaran atau optimal Rp250 juta.
Bank Tabungan Negara (BTN) punyai program sama. Dikutip dari situs ajaib.co.id, program student loan atau credit dana pengajaran dari BTN mempunyai suku bunga 6,5% /tahun, dengan periode tenor sampai 5 tahun dan nilai credit optimal Rp200 juta.
Pola student loan BTN ini sedikit berlainan dengan bank lain. Pinjaman cuman ditujukan untuk nasabah Credit Kepemilikan Rumah (KPR) atau Credit Kepemilikan Apartemen (KPA) sampai Credit Jaminan Rumah (KAR). Dana pinjaman ini dapat dipakai untuk keperluan bermacam ongkos pengajaran dimulai dari ongkos masuk, ongkos daftar ulangi, dan ongkos pengajaran yang lain.
Student Loan dari Financial technology
Industri pinjaman dana pengajaran bukan hanya terkenal di dunia perbankan. Pada zaman serba digital, sekarang ini kompetisi mekanisme keuangan ke ranah tehnologi keuangan (Financial technology). Di dunia financial technology, produk pinjaman online dana pengajaran bisa disodorkan lewat mekanisme online dan ada beberapa pinjaman online yang diberi dengan arah sebagai keperluan ongkos kuliah.
Daftar financial technology di Indonesia yang sekarang ini masih exist tawarkan sarana ongkos pengajaran salah satunya yaitu Cicil, Flaxi Kontan By Genius, dan DANAdidik.
Dikutip dari situs registrasi.net, Cicil sebagai salah satunya financial technology yang khusus memberi pinjaman dana pengajaran, di mana bunga yang dijajakan memang lumayan tinggi tetapi tetap lumrah, dan tercatat dan dipantau oleh OJK. Proses pengajuan bisa dilaksanakan secara online lewat https://www.cicil.co.id/.
Seterusnya, Flaxi Kontan By Genius sebagai salah satunya financial technology yang tawarkan tipe pinjaman serbaguna dari bank genius berbasiskan online, di mana untuk yang telah memperoleh limit bisa dipakai untuk ongkos pengajaran karena bunga yang dijajakan 1-3% /bulan dapat dipakai untuk pinjaman ongkos pengajaran.
Berdasar situs keuanganku.con, DANAdidik ialah basis student loan yang memakai mekanisme penyuplai service peer to peer (P2P) lending, dengan menghadapkan mahasiswa yang penting support keuangan dengan pendana/ investor, sekalian tawarkan imbal hasil (return) yang memikat buat sponsor atau/ investor.
Nanti, mahasiswa yang memperoleh pinjaman harus bayar suku bunga pinjaman sesudah lulus dan mempunyai pendapatan sejumlah 10-30% sama sesuai pendapatan. Produk student loan dari DANAdidik mempunyai tenor yang panjang sampai 4 1/2 tahun dan angsuran enteng.
Karena dana ini untuk kuliah, karena itu dana ini langsung akan ditransfer ke universitas seperti karakter student loan. Disamping itu, periode kelulusan mahasiswa itu dalam kurun waktu kurang dari dua tahun dan minimum pinjaman rerata Rp10 juta.
Kekuatan pasar ini disingkap PT Pinduit Tehnologi Indonesia (Pintek). Pintek memandang, kekuatan dari peminjam dana pengajaran di Indonesia besar sekali ingat ada dorongan ke ekosistem pengajaran untuk membuat pengajaran 4.0.
“Kami sediakan dana untuk semua stakeholders dalam pengajaran. Bukan hanya untuk siswa (atau orangtua siswa) saja, tapi juga instansi pengajaran resmi (sekolah, perguruan tinggi) atau nonformal (bimbel, pelatihan), bahkan juga sampai LPK yang banyak salurkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri,” tutur Tommy Yuwono, Co-founder dan Direktur Khusus Pintek ke Validnews.
Dia juga menerangkan, beberapa produk PO/Invoice financing untuk aktor usaha/UKM pengajaran yang dijajakan, seperti dana talangan untuk penuntasan tugas sama sesuai PO yang didapatkan atau invoice yang telah ditagihkan. Lewat produk ini, aktor usaha/UKM pengajaran bisa mendapat omzet yang besar karena bisa memberi keinginan keperluan sekolah on time. Disamping itu, produk ini bisa menolong aktor usaha/UKM pengajaran ambil beberapa project sekalian.
Peraturan OJK
Pada program ini, OJK mulai bicara. Ada elemen kehati-hatian yang perlu diaplikasikan. Juru Berbicara Kewenangan Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot menerangkan, di tahun 2018, Presiden Jokowi memberikan contoh Amerika Serikat sebagai negara yang sukses salurkan student loan sebesar sampai US$1,3 triliun (Rp 17.888 triliun).
Tetapi, ia mulai menyorot peningkatan keseluruhan hutang pinjaman siswa di AS yang makin bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan juga, banyaknya diprediksi terus akan semakin bertambah tiap tahun.
“Harus dipahami, pada 2010, jumlah keseluruhan hutang pinjaman siswa di AS capai US$830 miliar. Selanjutnya di 2013, jumlah itu sudah tumbuh jadi lebih dari US$1 triliun dan diprediksi terus akan semakin bertambah sekitar 10% /tahun,” tutur Sekar, saat dikontak lewat pesan secara singkat.
Sekar memperjelas, KTA Pengajaran itu sebetulnya sebagai wujud pinjaman biasa. Tapi, dana ini dijajakan secara detil oleh bank dalam rencana penuhi pendanaan pengajaran. Ketetapan atau syarat KTA Pengajaran secara umum ikuti beberapa prinsip perkreditan yang ada pada umumnya.
Sekar meneruskan, berkaca pada kasus NPL student loan di AS, ada regulator yang sebetulnya jadi pengingat mengantisipasi untuk menahan timbulnya imbas negatif pada industri keuangan nasional. Menurut dia, pada umumnya, tiap bank mempunyai wujud mengantisipasi resiko credit atau management resiko masing-masing sama sesuai ketetapan yang sudah ada. Hal itu juga sebetulnya berlaku secara detail dan tidak detil untuk KTA pengajaran saja.
“Resiko credit industri perbankan teratasi kelihatan dari rasio non-performing loan (NPL) pada tingkat 3% diakhir 2021 (di bawah threshold 5%) dan angka NPL ini condong turun dari tahun kemarin (2020), menjadi perbankan sudah secara baik memitigasi resiko cicilannya,” terangnya.